Pada Temu Nasional dan Deklarasikan HIPMI PT yang berlangsung selama 2 hari mendapat dukungan pemerintah dalam program sistematis untuk mempermudah dan membina, membangun dunia usaha, khususnya para wirausahawan. Wapres juga menyebutkan bimbingan dan pengarahan sangat penting, serta tak kalah penting, hambatan yang dialami pengusaha pemula. Mengingat jumlah persentase wirausahawan saat ini di Indonesia hanya mencapai kisaran 0,18%.

            Rangkaian kegiatan dilaksanakan meliputi dua kegiatan, yaitu; pada hari pertama, berlangsung di Gedung New Majestic, Jl. Braga No. 1 Kota Bandung mulai dari pukul 13.00 sampai 19.00. Sementara itu pada hari kedua, acara terselenggara di Museum Konfrensi Asia Afrika (Gedung Merdeka), Jl. Asia Afrika No. 65 Bandung, mulai pukul 08.00-11.30 WIB. Hari itu merupakan puncak Hari Ulang Tahun ke-39 HIPMI dan Deklarasi HIPMI Perguruan Tinggi yang dihadiri oleh Wakil Presiden RI, Boediono.
            Pada Temu Nasional, hadir beberapa pembicara dengan mengangkat tema “Franchise; Cara Aman dan Mudah Menjadi Pengusaha Pemula”. Melalui tema ini dibahas mengenai strategi dan langkah menjadi pengusaha pemula yang sukses. Ketua BPP HIPMI, Erwin Aksa, mengatakan, HIPMI menargetkan ada tambahan 2.000 pengusaha baru per tahun melalui program wirausaha masuk kampus yang digalang melalui HIPMI Perguruan Tinggi. Target ini merupakan angka realistic dari target ideal mencapai 1 juta pengusaha per tahun yang tentu saja memerlukan keterlibatan berbagai pihak lain.
            Ditambahkan, HIPMI akan melakukan kampanye kewirausahaan di kampus-kampus agar menjadi spirit bagi semua bidang profesi. Diharapkan mahasiswa melihat HIPMI sebagai [partner yang ideal, sebagai role model dalam menghasilkan generasi entrepreneur Indonesia. Program Kewirausahaan masuk kampus lebih menitikberatkan pada kemampuan melatih siswa untuk berorganisasi, mendorong networking dunia usaha lebih dini, sehingga mereka terinspirasi dengan pengusaha muda yang telah sukses. Jiwa wirausaha harus masuk ke mindset mahasiswa.
            Erwin Aksa memberikan masukan bahwa ada pengusaha ynag muncul karena memang keluarganya pengusaha, namun juga ada pengusaha ynag lahir karena profesional lalu pindah mengembangkan bisnis sendiri. Selain itu, ada juga pengusaha yang lahir dengan memulai bisnis dari nol yang jumlahnya sangat banyak yang tersebar di daerah. Menurutnya, para pengusaha yang dimulai dari nol ini umumnya masuk kategori pengusaha pemula. Adanya program mitra dengan kampus, diharapkan bias menjadi sarana penciptaan wirausaha yang didesain sejak awal sebagai pengusaha baru.
            Kemitraan dengan perguruan tinggi sangat penting untuk menumbuhkan jiwa wirausaha di kalangan generasi muda. Para mahasiswa akan diberi motivasi dan pendidikan praktis agar mempunyai paradigm untuk membuka lapangan pekerjaan, bukan mencari pekerjaan. Diharapkan akan muncul banyak pengusaha baru dengan ide daninovasi yang mampu membawa perekonomian bangsa ini kea rah yang lebih baik.
            Sementara itu, Koordinator HIPMI Perguruan Tinggi, Akbar Djohan, mengatakan, dalam program HIPMI Perguruan Tinggi, aka nada model pendidikan kewirausahaan yang mampu menstimusilan mahasiswa untuk berbisnis. Tahapannya dimulai dari penjaringan masal, workshop, lalu asistensi secara intensif bagi mereka yang benar-benar memiliki niat berbisnis. HIPMI akan memotivasi gerakan wirausaha ke-100 Kampus Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) dengan mengikutsertakan partisipasi 100 perguruan tinggi (kampus) dalam rangka kemitraan edukasi kewirausahaan. HIPMI akan memberikan pelatihan, konsultasi, dan pendampingan bagi para mahasiswa yang ada di kampus tersebut yang ingin terjun ke dunia bisnis. Saat ini, jumlah prosentase wirausahaan di Indonesia hanya mencapai angka kisaran 0,18% dari jumlah penduduk 237,6 juta jiwa dari jumlah minimal yaitu sekitar 2% agar dapat dikatakan memadai.
            Pada hari kedua berlangsung acara “Deklarasi HIPMI Perguruan Tinggi Se- Indonesia” Pada kesempatan ini, hadir Wapres, Boediono, Ketua BPP HIPMI, Erwan Aksa, Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, pendiri HIPMI, Abdul Latief, dan Ketua Dewan Pembina HIPMI, Sandiaga Uno. Deklarasi HIPMI Perguruan Tinggi Se- Indonesia ini menjadi penting untuk mendorong prosenbtasi pertumbuhan kewirausahaan, sehingga program ini akan menjadi program kewirausahaan nasional.
            Dalam kata sambutannya, Wapres Boediono mengatakan, sangat penting untuk memberikan jalan bagi para calon wirausahawan muda dengan memberikan bimbingan untuk mempraktikkan pengetahuan yang dimiliki dengan terjun langsung ke dunia wirausaha. Wapres mengapresiasi kolaborasi HIPMI dengan Perguruan Tinggi untuk menjembatani para mahasiswa calon wirausahawan untuk mempraktikkan pengetahuan yang dimiliki di lapangan. Wapres juga menyebutkan bimbingan dan pengarahan sangat penting, serta tak kalah penting, hambatan yang dialami pengusaha pemula adalah masalah perizinan dan biaya atau modal yang tidak terjangkau. Maka pemerintah akan selalu mendukung program sistematis untuk mempermudah dan membina, membangun dunia usaha, khususnya para wirausahawan.