Ayat-</p> <p>Ayat Cinta
Film ayat-ayat cinta ini diangkat dari novel karangan Habiburrahman El Shirazy, mengisahkan tentang seorang pemuda Indonesia bernama Fahri yang berasal dari keluarga sederhana dan sedang kuliah s2 di Universitas Al-Azhar mesir. Film ini diperankan oleh 4 pemeran utama, yaitu Fedi Nuril (Garasi, Mengejar Matahari) sebagai Fahri, Rianti Cartwright sebagai Aisha (Pesan Dari Surga), Carissa Puteri sebagai Maria dan Zaskia Adya Mecca sebagai Noura, Melania Putria sebagai Nurul.
Fahri dalam film ayat-ayat cinta digambarkan sebagai seorang pemuda yang aktif dalam organisasi Islam dan memiliki iman yang kuat, Fahri juga di hadapkan pada masalah jodoh, di mana orang tuanya memintanya untuk segera menikah tapi Fahri sendiri masih bingung akan konsep jodoh sedangkan banyak sekali teman-teman wanita Fahri yang menyatakan cintanya melalui surat pada Fahri, tapi Fahri merasa belum menemukan pilihan Allah untuknya.
Fahri tinggal di lantai 1 suatu flat di Mesir bersama dengan 3 orang teman laki-laki. Fahri memiliki tetangga di lantai 3 flatnya, seorang gadis Mesir yang bernama Maria. Maria digambarkan sebagai gadis cantik yang pandai dalam bidang komputer dan banyak membantu Fahri yang kurang begitu mengerti komputer, dan juga
sering memberikan makanan dan ashir mangga kesukaan Fahri. Ternyata Maria jatuh cinta pada Fahri, tapi dia tidak berani menyatakan perasaan cintanya.
Kemudian Muncullah Nurul temen 1 kampus Fahri yang juga menaruh hati pada Fahri, bahkan meminta pakde-nya melamar Fahri untuknya. Hingga kemudian Fahri bertemu dengan Aisha di dalam sebuah kereta dalam perjalanan pulangnya seusai Talaqi. terdapat konflik kecil yang mengawali pertemuan mereka, yaitu di dalam kereta ada 2 warga negara Amerika yang sedang mencari tempat duduk - seorang ibu dan anaknya. Sang ibu terlihat sakit karena tidak terbiasa dengan suhu panas di Mesir dan sang anak mencoba mencarikan tempat duduk bagi ibunya tersebut. Adalah Aisha seorang muslimah yang melihat kesusahan yang dialami 2 warga Amerika tersebut dan menawarkan tempat duduk miliknya untuk sang ibu.
Konflik dimulai ketika ada seorang lelaki muslim yang marah-marah pada Aisha karena Aisha menawarkan tempat duduk pada 2 warga Amerika yang disebutnya Kafir Amerika. Pertikaian pun terjadi dan Fahri berusaha menengahi dan berdialog :
Fahri : Muhammad SAW berkata : “Barangsiapa menyakiti orang asing, berarti dia menyakiti diriku, dan barang siapa menyakiti diriku berarti dia menyakiti Allah”. Kita boleh benci perbuatan seseorang tapi kita tetap harus adil.
Tidak lama setelah itu Fahri menerima pukulan di wajahnya, dan kemudian penumpang lain pun melerai pertikaian tersebut dan lelaki tadi pun pergi. Setelah itu Fahri pun turun dari kereta dan duduk sambil mengusap pipinya yang sakit karena dipukul, tak lama kemudian Fahri di sapa oleh orang amerika tadi yang bersama dengan Aisha, dan ternyata sang anak bernama Alicia, seorang wartawan amerika yang sedang meneliti Islam bersama ibunya. Alicia dan ibunya pun beranjak pergi dan tinggallah Aisha bersama Fahri, mereka pun berkenalan, ternyata Aisha seorang warga negara Jerman. Dalam perkenalan tersebut pun Aisha berkata :
Aisha : “Kamu seorang Muslim yang baik, Jarang saya menemukan seorang Muslim seperti kamu.”
Dan mereka pun berpisah, tanpa tahu apa rencana Allah selanjutnya untuk mereka berdua. Cerita pun bergulir hingga pada satu scene di mana Fahri dan Maria sedang menatap Sungai Nil dari atas jembatan dan terlibat dialog yang menarik.
Maria : Kamu percaya jodoh Fahri?
Fahri : Setiap orang memiliki…
Maria : Jodohnya masing-masing, itu yang selalu kamu bilang. Aku rasa sungai nil dan mesir itu jodoh. Seneng ya kalo kita bisa bertemu dengan jodoh, yang diberikan Tuhan dari langit.
Fahri : Bukan dari langit Maria, tapi dari hati, dekat sekali.
Pindah ke scene lain dimana terdapat seorang muslimah yang sedang dipukuli oleh lelaki berbadan besar di suatu gang pada malam hari. Ternyata muslimah tersebut bernama Noura, dia kerap kali dipukuli oleh ayahnya yang bernama Bahadur. Fahri dari flatnya di lantai 3 melihat hal tersebut merasa tidak tega dan kemudian menelpon Maria dan meminta Maria untuk menolong Noura. Dengan berat hati Maria pun menolong Noura dan membawanya ke flatnya di lantai 1 untuk menginap sementara. Di saat subuh, Maria pun membangunkan Noura dan bersama Fahri membawa Noura ke tempat Nurul untuk mengungsi sementara. Terkuaklah bahwa Noura ingin dijual oleh ayahnya ke rumah pelacuran, dan ternyata orang yang mengaku sebagai ayahnya selama ini, hanyalah ayah angkat yang menukar Noura sejak kecil. Fahri berniat membantu Noura untuk mencari keluarganya.
Singkat cerita Fahri dengan bantuan temannya di KBRI berhasil mempertemukan Noura dengan orang tua aslinya. Dan Noura pun ternyata diam-diam memendam rasa cinta, dan dalam acara makan bersama untuk merayakan bertemunya Noura dan keluarganya, Noura pun menyerahkan sepucuk surat cintanya pada Fahri, dan berkata : “Demi Allah, Kau lelaki berhati mulia”.
Surat cinta Noura berisi :
Wahai orang yang lembut hatinya, sudah lama aku selalu mengecap pahit, kelam oleh penderitaan. Aku tak ada siapapun kecuali Allah di hatiku, tapi kau datang dengan cahaya. Aku ingin menjadi yang halal bagimu, yang kan kau kecup keningnya, kau hapus air matanya. Dari orang yang selalu merindukan cahayamu, Noura.
Scene beralih pada dialog antara Fahri dengan Alicia dan Aisha yang mengambil setting di sebuah kedai minuman, dimana Alicia ingin mencari informasi tentang Islam dari Fahri. Bahan perbincangan mereka yang menarik adalah ketika membahas tentang isu kekerasan dalam rumah tangga Islam, dimana Fahri dapat memberikan penjelasan dengan baik, beginilah dialognya :
Alicia : Jadi Islam benar-benar menghargai wanita?
Fahri : Islam mengajarkan kita kalau surga itu berada di bawah telapak kaki ibu, Begitu hadist meriwayatkan yang dijadikan dasar Islam sangat menjunjung tinggi perempuan.
Alicia : Lalu bagaimana dengan kekerasan dalam rumah tangga? Bukankah Alquran memberikan ijin suami memukul istrinya?
Fahri : Banyak lelaki muslim pengecut menggunakan Surat An-Nisa sebagai alasan untuk memukul istrinya. Sebenarnya surat An-Nisa menjelaskan 3 langkah jika seorang istri berlaku nusyu, yaitu melanggar komitmen pernikahan. Pertama dinasehati, kedua diperingatkan dan ketiga baru dipukul. Tetapi tidak boleh di muka dan niatnya bukan menyakiti.
Kemudian guru talaqi Fahri Syeikh Utsman menawarkan Fahri untuk melakukan taaruf dengan kemenakan mantan muridnya. Fahri awalnya bingung, tapi akhirnya menerima taaruf tersebut. Sesaat sebelum bertemu dengan kemenakan mantan murid Syeikh Utsman, Fahri yang gugup terlibat perbincangan dengan Syeikh Utsman :
Fahri : Saya ini cuma anak penjual tape. Saya belum punya pekerjaan tetap. Saya, saya merasa nggak pantes.
Syeikh Utsman : Istigfar, Fahri, pernikahan itu bentuk ibadah. Insya Allah akan dibukakannya pintu rizki kepadamu.
Kemenakan mantan murid Syeikh Utsman pun tiba, dan ternyata dia adalah Aisha, Fahri pun tersenyum. Kemudian Aisha pun membuka cadar wajahnya agar Fahri dapat melihat wajah aslinya, betapa terkejutnya Fahri ketika melihat wajah asli Aisha dan berucap “Subhanallah”. Fahri pun merasa menemukan jodohnya, dan ingin memberitahu Maria, namun Maria sedang pergi ke Hurgada bersama ibunya.
Akad nikah pun digelar, dalam suatu perhelatan yang indah, ijab kabul dilaksanakan ditengah kolam, dan begitu selesai ijab maka bertaburlah aneka bunga dan tepuk tangan serta luapan kegembiraan dari seluruh teman dan keluarga yang hadir. Nurul yang mengetahui pernikahan Fahri menangis tersedu karena cintanya bertepuk sebelah tangan tak terbalas sementara Fahri melewati indahnya malam pertama pernikahannya dengan Aisha.
Maria pun pulang dari Hurgada, dan kemudian ingin menemui Fahri, dan akhirnya dia mengetahui bahwa Fahri telah menikah, maka hancurlah hati Maria, menangis terisak-isak di kamarnya sambil memegang salib, memohon kekuatan pada Tuhannya untuk merelakan Fahri pergi dari hatinya. Hari demi hari berlalu, Maria ternyata tidak dapat melupakan Fahri dan mengalami depresi.
Pada suatu malam pakde Nurul dan istrinya meminta Fahri untuk menikahi Nurul, berpoligami tapi Fahri menolak karena pernikahan itu tidak hanya cinta semata. Aisha yang mendengar akan hal tersebut marah kepada Fahri, handphone Fahri pun berbunyi dan ternyata mendapat sms bahwa Maria mengalami kecelakaan di rumah sakit, tak lama kemudian terdengarlah suara pintu di ketuk dan kemudian Fahri yang membuka pintu tersebut, ternyata yang datang adalah 2 orang polisi Mesir yang membawa surat perintah penangkapan Fahri karena dituduh melakukan pemerkosaan terhadap Noura.
Fahri pun di penjara, dan Aisha mulai meragukan apakah Fahri adalah lelaki yang baik, maka dia menemui Nurul dan meminta keterangan dari Nurul, akhirnya Aisha mengetahui bahwa Fahri adalah lelaki yang baik dan tidak pernah memperkosa Noura. Sementara itu, Syeikh Utsman meninggal. Sidang Fahri pun digelar dan kesaksian dari para saksi di perdengarkan. Noura pun bersaksi bahwa Fahri telah memperkosanya, kesaksian dari beberapa saksi lainnya pun sangat memberatkan Fahri dan menunjukkan kalau Fahri bersalah karena telah menculik dan memperkosa Noura.
Fahri pun mencoba untuk mengajukan bukti surat cinta dari Noura yang dititipkannya pada Syeikh Utsman, sebagai bukti bahwa Noura-lah yang mencintai Fahri. Tetapi ternyata surat cinta Noura tidak dapat ditemukan karena disembunyikan oleh Syeikh Utsman yang telah meninggal. Fahri pun mengajukan Maria sebagai saksi, tapi ternyata Maria dan ibunya telah menghilang semenjak Maria mengalami kecelakaan. Aisha pun mencoba mencari tahu dimana Maria, dan akhirnya bisa menemukan tempat tinggal Maria yang baru dan pergi ke sana.
Sesampainya di sana ternyata Maria masih sakit, semenjak sembuh dari kecelakaan Maria tidak mau bangun lagi dan makin merasa depresi hingga tidak sadarkan diri. Ibu Maria memberikan diary Maria pada Aisha, Aisha pun membaca diary tersebut dan mengetahui betapa dalam rasa cinta Maria pada Fahri.
Sepetik isi Diary Maria :
“Kenapa aku tidak bisa meraih mesirku? Apakah karena aku dan dia berbeda? Apakah keyakinan dari Tuhan menghalangi kesucian cinta? Fahri telah menemukan sungai nilnya, dan itu bukan aku. Aku sungguh mencintainya….”
Aisha pun menjenguk Fahri di penjara dan menyerahkan diary Maria agar Fahri membacanya, dan Aisha meminta Fahri untuk menceritakan saat Fahri pertama kali bertemu Maria untuk direkam dan diperdengarkan pada Maria dengan harapan Maria dapat sadar saat mendengar suara Fahri.
Depresi Maria semakin parah, dan akhirnya dibawa ke rumah sakit. Aisha mencoba memperdengarkan suara Fahri, tapi tidak banyak berarti, sepertinya harus Fahri sendiri yang datang menemui Maria.
Aisha kemudian berkonsultasi dengan pengacara Fahri, dan akhirnya diputuskan untuk menggunakan hak warga negara jerman milik Aisha untuk mengeluarkan Fahri dari penjara selama 3 jam untuk menemui Maria. Fahri akhirnya dapat menemui Maria, dan menceritakan kenangannya ketika bersama Maria. Maria memberikan sedikit respon dengan mulai aktifnya pergerakan matanya, Aisha menghampiri Fahri dan berkata :
Aisha : Katakan, kamu akan menikahinya….
Fahri menolaknya, lalu Aisha menarik Fahri keluar ruangan dan mereka terlibat dialog :
Fahri : Poligami tidak semudah itu, ada banyak hal yang harus dipertanggungjawabkan. kamulah yang kupilih atas nama Allah, satu-satunya yang kupilih. kamulah jodohku Aisha.
Aisha : jodoh itu rahasia Allah Fahri. Ada diri muslimah dalam Maria, dia butuh kamu, bayi dalam kandunganku butuh ayahnya. Tolong Fahri, tolong Fahri….
Akhirnya Fahri setuju menikahi Maria, penghulu pun didatangkan, mas kawin disiapkan, Aisha merias Maria dan ijab pun diucapkan, akhirnya Fahri resmi menikahi Maria, tidak ada pesta, tidak ada suka atau gembira, karena Maria masih tidak sadarkan diri. Fahri pun menggenggam tangan Maria dan menciumnya serta mencoba untuk berbicara lagi dengan Maria :
Fahri : Aku mencintai kamu, kamu masih ingat kita bicara di sungai nil tentang jodoh, kamu sudah menemukan jodoh kamu Maria.
Aisha berlari keluar ruangan sambil menangis, sementara Fahri mencium kening Maria. Maria pun membuka mata dan berkata :
Maria : Fahri, jangan tinggalin aku lagi….
Persidangan Fahri pun digelar kembali, dan Maria pun bersaksi bahwa Fahri tidak memperkosa Maria. Seusai kesaksian Maria, Noura pun mengakui bahwa Bahadur-lah yang memperkosa dirinya, dan dia memfitnah Fahri.
Akhirnya Fahri bebas, dan tinggal bertiga bersama dengan Maria dan Aisha di apartemen Aisha. Kebahagiaan Fahri pun dimulai, dimana dia memiliki 2 orang istri yang menyayanginya, tapi itu tidak berlangsung lama, karena Aisha akhirnya memilih pergi ke Turki untuk menenangkan diri dan mencoba menerima semua keadaan ini. Fahri pun menyusul Aisha ke rumah pamannya, akhirnya Fahri bertemu Aisha dan berkata :
Fahri : “Ikhlas Aisha, ikhlas… Aku tidak ikhlas menerima kamu lebih kaya dari aku, aku tidak ikhlas menerima kondisi kita bertiga dengan Maria, hingga aku tidak tahu adil itu apa dan bagaimana, aku akan belajar lagi, tapi untuk itu aku butuh kamu….”
Aisha pun pulang kembali ke rumah dan mereka hidup kembali bertiga dengan lebih berbahagia, karena sudah bisa menerima keadaan bahwa mereka harus hidup bertiga. Kebahagiaan mereka bertiga tidak untuk selamanya, Maria kembali jatuh sakit dan harus dirawat kembali karena jantungnya yang lemah, sementara itu kehamilan Aisha semakin membesar.
Maria yang sakit memanggil Fahri dan Aisha, lalu meminta maaf :
Maria : maafin aku, Fahri, Aisha
Fahri : Maria ga ada yang salah sampe kamu harus minta maaf
Maria : aku minta maaf bukan karena kesalahan aku tapi kebodohanku, sekarang aku baru ngerti antara cinta dan keinginan untuk memiliki tidak sama, maafin aku Fahri, Aisha maafin aku… Fahri ajari aku solat, aku ingin solat dengan kalian…
Mereka solat berjamaah, Fahri sebagai imam, Aisha makmum dan Maria juga sebagai makmum melaksanakan solat dari tempat tidur dan setelah selesai solat, Fahri dan Aisha baru menyadari kalau Maria telah meninggal dalam solatnya, yang pertama dan terakhir….
Epilog sebelum film berakhir :
Maria : Kamu percaya jodoh Fahri?
Fahri : Ya, semua orang memiliki….
Maria : jodohnya masing-masing, itu yang selalu kamu bilang kan? aku rasa sungai nil dan mesir itu jodoh, senang ya kalo kita bisa bertemu dengan jodoh yang diberikan Tuhan dari langit, Insya Allah kamu sekarang sudah mendapatkannya….